KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER MULAI DIBINCANGKAN
OLEH PEREMPUAN DESA BELIMBING
Pagi hari 18 April 2024 dirumah ketua RW 01 Desa
belimbing terlihat ramai, hadir ibu ibu anggota Koperasi Wanita Pengembang
Sumberdaya Lampion Merah Abadi saling cerita dan tertawa. Mereka menunggu
peserta yang belum hadir mengikuti kegiatan Seri diskusi pendidikan kritis untuk perempuan cina benteng. Melalui diskusi ini diharapkan
akan terkuatkan dan ter-internalisasi nilai nilai
kesetaraan dan keadilan gender, pencegahan kekerasan , disabilitas, inklusi
sosial dan pentingnya partisipasi politik perempuan dan kebijakan yang sensitif gender dan inklusif untuk perempuan.
Diskusi pendidikan kritis bagi perempuan cina benteng kali ini menyampaikan materi, Mengapa gender dipermasalahkan dan Bentuk bentuk ketidak adilan gender. Penerapan konsep gender di dalam masyarakat telah melahirkan berbagai ketidakadilan terhadap perempuan dan laki-laki yang utamanya di rasakan oleh kaum perempuan. Tetapi sayangnya hal ini tidak disadari oleh masyarakat bahkan oleh kaum perempuan yang merupakan korban terbesarnya. Penerapan konsep gender di dalam masyarakat telah mengakibatkan berbagai ketidakadilan terutama dikalangan perempuan yang diposisikan lebih rendah, maka saatnya untuk membahas secara lebih mendalam bentuk-bentuk ketidakadilan gender.
Peran dan posisi laki-laki sebagai kepala keluarga dan
perempuan sebagai ibu rumah tangga berdampak pada ketidakadilan terhadap
perempuan. Karena diposisikan sebagai kepala keluarga maka laki-laki mendapatkan kesempatan untuk mengikuti
pertemuan karena dia dianggap pemimpin dan kuat menjaga diri. Mendapatkan akses
pendidikan yang lebih tinggi karena akan menjadi kepala keluarga. Laki laki
diberikan kesempatan untuk mengembangkan karirnya karena dianggap lebih pintar
dan tidak dibebani pekerjaan rumah tangga. Sedangkan perempuan diposisikan
sebagai Ibu rumah tangga akan mendapatkan situasi Kurang mendapatkan kesempatan
untuk mengikuti kegiatan diluar rumah karena diwajibkan melakukan pekerjaan
rumah tangga.Tidak mendapatkan pendidikan karena dianggap perempuan tidak
memerlukan pendidikan karena akan tinggal di rumah saja. Tidak memiliki
pergaulan luas karena tidak dibiasakan dan tidak diberi kesempatan untuk keluar
rumah sehingga menjadi kuper.
Tutur Ibu Chen Fie “ Dulu saya ibu rumah tangga kerjaan saya dirumah, masak, mencuci dan melayani suami dan anak. Setelah ada koperasi Lampion merah abadi saya dipilih sebagai ketua. Awalnya saya nggak mau, takut nggak bisa, nggak percaya diri. Sekarang saya percaya diri bisa berbicara saat pertemuan koperasi dan menyampaikan laporan RAT dihadapan anggota dan tamu undangan. Ikut pelatihan – pelatihan, membantu warga buat adminduk, diundang musrenbang desa belimbing, kunjungan ke dinas dinas. saya bangga sekarang jadi pemimpin, suami dan keluarga mendukung kegiatan saya. Dulu saya bukan siapa siapa, Sekarang saya dikenal oleh masyarakat Desa Belimbing berkat Koperasi Lampion Merah Abadi dan PPSW Jakarta.
0 Komentar