“BALAI CERITA BUNGA RAMPAI” UPAYA PENCECAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

 

“BALAI CERITA BUNGA RAMPAI”
UPAYA PENCECAHAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Serikat Perempuan Basis Jakarta terbentuk pada 28 Juli 2010, sebagai Organisasi dan gerakan kemasyarakatan yang beranggotakan perempuan yang memiliki visi dan misi yang berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan dan keadilan gender serta keberagamaan. Hingga tahun 2023 SPB Jakarta beranggotakan 20.268 orang dari 19 Koperasi dampingan PPSW Jakarta. Berlokasi di Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Kota Tangerang

Sejak Musyawarah Besar tahun 2021, ISSU KEKERASAN menjadi fokus issu  strategis, yang menjadi permasalahan perempuan sehingga berkontribusi secara nyata untuk menyelesaikan permasalahan negara Indonesia.  MENGAPA KEKERASAN?

  • Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) merilis catatan tahunan (catahu) 2023 ada 401.975 kasus kekerasan sepanjang 2023. Sebagian besar korban KDRT adalah perempuan dan anak. Hal ini menambah daftar kerentanan yang dialami perempuan-perempuan di Indonesia.
  • Pengetahuan tentang KDRT belum banyak dipahami oleh masyarakat
  • Masih banyak pemahaman yang keliru dari masyarakat tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Masih dianggap sebagai ranah privat atau keluarga, padahal dengan adanya UU PKDRT no 23 tahun 2004, Kekerasan Dalam Rumah Tangga Sudah menjadi ranah Publik.
  • Mampu menumbuhkan rasa solidaritas dan saling membantu jika ada kekerasan di lingkungan kita.

Untuk mensosialisasikan dan melakukan kampanye tentang Kekerasan Serikat Perempaun Basis Jakarta telah melaksanakan gerakan bersama dengan cara  bersinergi dan berkolaborasi dengan Koperasi.  Gerakan bersama ini sebagai  upaya untuk mengubah tatanan yang tidak adil, menuju sebuah tatanan baru yang lebih adil, makmur dan sejahtera. Diharapkan kegiatan yang kolaboratif dan saling support antara SPB Jakarta dan Koperasi ini, dapat meningkatkan sinergitas melalui pemanfaatan keunggulan yang dimiliki oleh masing2 organisasi. Gerakan bersama yang dilakukan oleh SPB Jakarta dan Koperasi merupakan bagian dari Gerakan perempuan yaitu suatu usaha (gerakan) yang bukan saja diorganissasi dan dilakukan oleh perempuan, tetapi juga mewakili kepentingan perempuan yang sejati


Koperasi memiliki sumber daya manusia yang akan menjadi penggerak perubahan, memiliki sumber daya uang yang menjadi sumber biaya operasional , memiliki banyak anggota yang membayar iuran untuk sumber pembiayan SPB Jakarta.  Anggota Koperasi menjadi  kekuatan bersama melakukan kampanye atau menyuarakan stop kekerasan terhadap perempuan.

SPB JAKARTA memiliki sumber daya manusia di tingkat propinsi atau kabupaten yang akan menjadi penggerak perubahan, menjadi organisasi gerakan perempuan yang akan melakukan perubahan di level yang lebih luas yang  secara terencana dan sistematis mengkampanyekan dan menggaungkan isu-isu permasalahan perempuan. Struktur Gerakan yang kita bangun adalah :


Gerakan bersama antara SPB Jakarta  dengan Koperasi merupakan bagian dari Gerakan Perempuan yang bukan saja diorganisasi dan dilakukan oleh perempuan, tetapi juga mewakili kepentingan perempuan yang sejati. Gerakan  berprinsip bahwa perubahan tidak datang dengan sendirinya. “Tuhan Tidak Akan Mengubah Nasib Suatu Bangsa, Sebelum Bangsa Tersebut Mengubah Nasibnya Sendiri”.  Sebagai perwujudan kolaborasi antara Koperasi dan SPB Jakarta memiliki  kegiatan “Balai  Cerita Bunga Rampai” yang dilaksanakan di Koperasi-koperasi. Balai Cerita Bunga Rampai adalah tempat bagi korban kekerasan untuk berbagi cerita tentang kekerasan yang pernah dialami, bertempat di Kantor Koperasi. jika Koperasi belum memiliki kantor bisa menggunakan rumah salah satu rumah pengurus/kader. Disediakan tempat khusus untuk berbagi cerita berikut Jadwal buka balai cerita bunga rampai  dengan sebuah Tim yang akan bertanggungjawab  yang berfungsi sebagai seorang konselor.



Melalui “Balai  Cerita Bunga Rampai” akan diperoleh cerita-cerita tentang kekerasan yang dialami oleh perempuan yang tercatat di koperasi. Tantangan terbesar saat ini dalam kerja-kerja advokasi di issu kekerasan adalah tingginya resistensi masyarakat terhadap fakta kekerasan terhadap perempuan. Sehingga upaya pencatatan ini menjadi strategis untuk mengungkapkan ke publik tentang data-data kekerasan terhadap perempuan. 

0 Komentar